Selasa, 29 Mei 2012

Komunikasi Lebah :D





BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi memiliki peranan yang begitu penting bagi kehidupan karena melalui komunikasi semua pihak pada melangsungkan kehidupan.Komunikasi tidak hanya dilakukan oleh manusia, hewan juga dapat melakukan komunikasi dengan caranya sendiri. Komunikasi pada hewan ini bersifat unik dan umumnya hanya dimengerti oleh spesiesnya.
Salah satu hewan yang memiliki sistem komunikasi yang khas adalah lebah. Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari. Lebah merupakan salah satu serangga yang memiliki siklus kehidupan yang unik. Lebah memiliki berbagai jenis dengan tatanan tugas masing-masing, selain itu lebah juga memiliki sistem komunikasi yang digambarkan dengan berbagai cara.
Berangkat dari hal diatas maka penulis ingin membuat suatu karya tulis yang membahas tentang cara komunikasi pada lebah. Diharapkan dengan karya tulis ini masyarakat dapat lebih memahami cara komunikasi pada lebah dimana hal ini akan berguna pada nantinya dalam pemanfaatan lebah di kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan pula dengan mengetahui komunikasi lebah yang unik ini manusia dapat menjadikan sebuah kode dalam mengidentifikasi sesuatu yang berhubungan dengan lebah.

1.2       Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini sebagai berikut :
a.       Bagaimanakah cara komunikasi pada lebah ?
b.      Apakah fungsi dari komunikasi pada lebah ?
1.3       Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan yang ingin diperoleh melalui karya tulis ini adalah
a.       Untuk memberikan sumbangan pemikiran tentang komunikasi pada lebah.
b.      Untuk mengetahui jenis-jenis lebah yang umum ada di masyarakat.
c.       Untuk membahas tentang komunikasi pada lebah secara lebih mendalam.

1.4       Manfaat Penulisan
            Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan ini adalah
a.       Untuk menghasilkan sebuah karya tulis tentang komunikasi pada lebah
b.      Untuk meningkatkan kemampuan dari penulis dalam hal penyusunan karya tulis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Komunikasi
            Komunikasi secara biologis dapat diartikan sebagai suatu aksi atau tindakan dari suatu organisme (sel) yang dapat merubah suatu pola tingkah laku pada organisme (sel) lain dengan berbagai cara dan bentuk penyesuaian diri yang dilakukan oleh satu atau kedua organisme yang bersangkutan. Bentuk penyesuaian diri yang dilakukan dapat berupa pemberian sinyal, pemberian respon (tanggapan) ataupun keduanya, dimana hal tersebut telah terprogram secara genetik melalui tahapan-tahapan dalam seleksi alam.
Pada dasarnya komunikasi adalah suatu bentuk interaksi atau hubungan antara satu organisme dengan organisme yang lain. Dapat disebut tidak terjadi komunikasi apabila suatu aksi hanya berasal dari satu organisme saja tanpa adanya tanggapan atau respon dari organisme yang lain. Sebagai contoh, walaupun terdapat 2 organisme pada suatu area tertentu yang terdiri dari 1 organisme pemberi sinyal dan 1 organisme perespon, namun jika sinyal yang diberikan oleh organisme pemberi sinyal tidak sampai kepada organisme perespon dalam artian organisme tersebut tidak mengetahui adanya sinyal yang diberikan, maka dalam hal tersebut dapat dikatakan tidak terjadi komunikasi.
Pada saat yang sama terdapat beberapa perilaku dan tindakan pada suatu mahluk hidup yang tidak dapat disebut sebagai komunikasi. Contohnya suatu serangan dari predator tentu akan merubah perilaku dari mangsanya, akan tetapi disana belum tentu ada atau bahkan sama sekali tidak terjadi komunikasi antara keduanya. Contoh lainnya seperti mahluk hidup tertentu yang berhenti ditempat untuk mengamati mahluk hidup lain yang lewat dan tidak dikenalnya dalam jarak jauh, dimana mahluk hidup yang lewat tersebut mengubah tingkah laku mahluk hidup yang berhenti ditempat, namun dalam hal ini mahluk hidup yang mendapatkan sinyal hanya yang berhenti saja sedangkan yang diamati olehnya tidak merasakan adanya sinyal apapun, sehingga dalam hal tersebut dapat juga dikatakan tidak terjadi komunikasi.
Menurut J.B.S Haldane dalam buku ini menyatakan bahwa alasan terjadinya komunikasi pada mahluk hidup adalah beratnya efisiensi energi penuh yang harus dikeluarkan untuk memberikan sinyal dan mendapatkan respon. Sehingga dengan terjadinya komunikasi antara mahluk hidup, energi diperlukan untuk dijadikan sebagai sinyal menjadi lebih kecil namun dengan kemungkinan respon yang akan didapatkannya menjadi lebih besar. Pendapat ini tentu saja tidak dapat secara keseluruhan menggambarkan bentuk hubungan diantara seluruh mahluk hidup. Sebagai contoh terdapat beberapa mahluk hidup yang menggeram atau menyalak satu sama lain pada saat perluasan teritorialnya, hewan-hewan tersebut tentu dapat dikatakan menghentikan komunikasi dan lebih condong untuk memulai pertarungan untuk perebutan teritori tersebut. Contoh yang lain adalah suatu mahluk hidup berusaha mengangkat mahluk hidup lain yang jatuh ke tanah, dalam hal ini mahluk hidup tersebut jelas menggunakan energi yang besar untuk mendapatkan respon, namun mungkin inilah yang disebut dengan komunikasi yang sebenarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua contoh tersebut bertentangan dengan prinsip dari J.B.S Haldane mengenai alasan dari komunikasi.

2.2       Lebah
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jenis lebah asli paling banyak di dunia. Jenis lebah asli tersebut yaitu :
a.       Lebah hutan (Apis dorsata)
Jenis lebah ini merupakan jenis lebah yang belum dapat dibudidayakan, umumnya hidup secara alami di hutan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan kepulauan Nusa Tenggara. Sampai saat ini lebah hutan merupakan jenis lebah yang penting bagi perlebahan Indonesia karena kontribusinya berupa produksi madu yang cukup tinggi, disamping itu kegiatan pemungutan madu lebah hutan merupakan salah satu peluang kegiatan bagi masyarakat di sekitar hutan.
b.      Lebah Lokal (Apis cerana)
A. cerana merupakan species lebah lokal yang umum dibudidayakan oleh masyarakat di pedesaan sebagai kegiatan sampingan. Meskipun produktifitasnya tergolong rendah, namun lebah ini sangat cocok dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan dan gizi masyarakat karena mudah diperoleh dan harganya relatif rendah. 
c.       Lebah Kerdil (Apis florea)
Keberadaan lebah ini menjadi perdebatan ilmiah, karena hanya ditemukan spesimennya di musium. Sedangkan di lapangan, saat ini tidak pernah dilaporkan keberadaannya.
d.      Lebah Kerdil/Kecil (Apis andreniformis )
Jenis lebah ini mirip dengan A. florea, dengan membuat sarang tunggal pada semak - semak. Produktivitas lebah ini tergolong rendah dan kurang begitu ekonomis dilihat dari produksi madunya. Penyebaran lebah ini dilaporkan terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara.
e.       Lebah Merah (Apis koschevnikovi)
Jenis lebah ini sedikit lebih besar dari A. cerana dengan warna bulu yang kemerahan, hingga kini belum diusahakan secara komersial dan penyebarannya terdapat di Kalimantan dan Sumatera.
f.       Lebah Gunung (Apis nuluensis)
Jenis lebah ini juga masih menjadi perdebatan keberadaannya di Indonesia. Sejauh ini sudah dilaporkan keberadaanya di dataran tinggi Serawak, namun diduga terdapoat pula di Kalimantan. Ukuran lebah ini hampir sama dengan A. cerana.
g.      Lebah Lokal Sulawesi (Apis nigrocincta)
Jenis lebah ini mirip dengan A. cerana dan hanya terdapat di Sulawesi, hanya warna tubuhnya lebih kuning.
h.      Lebah Tanpa Sengat (Trigona spp)
Lebah ini merupakan lebah asli Asia dari genus trigona yang memiliki karakteristik spesifik yaitu madu yang dihasilkan mempunyai rasa asam namun tahan terhadap fermentasi dan bersifat jarang sekali hijrah serta harga produk madunya lebih tinggi dibandingkan dengan madu produk lebah genus Apis.

Dari segi pertumbuhannya, yaitu cara hidup yang dijalaninya, jenis‑jenis lebah yang termasuk dalam keluarga lebah dapat digolongkan kepada tiga kelompok (Malysehev 1936), yaitu :

a.       Lebah Penyendiri atau Liar (Solitary or Wild Bees)
Lebah ini berbagai jenis yang dapat dibedakan karena setiap lebah betinanya mempunyai ciri dapat membangun sarangnya (yang terdiri dari satu sel atau lebih) serta melengkapi dengan segala kebutuhannya tanpa tergantung atau meminta bantuan kepada individu‑individu yang lain dari jenis yang sama, tetapi ia tidak memelihara anaknya. Karena itu kehidupan antara individu-individu lebah ini adalah tanpa. pekerjaan tertentu dan tanpa pembagian pekerjaan di antara mereka. Lebah penyendiri hidup sendiri‑sendiri dan dua individu tidak bertemu kecuali pada masa perkawinan, antara jantan dan betina yang berlangsung dalam waktu singkat. Segi penting dari jenis‑jenis lebah penyendiri ini adalah mengawinkan berbagal tumbuhan dan karena ini ia juga dinamakan sebagai lebah darat.
b.      Lebah Bermasyarakat (Social Bees)
Jenis ini hidup di bawah kondisi‑kondisi yang cocok dan keadaan‑keadaan biasa di tempat‑tempat berkumpul yang mempunyai jumlah hampir bersamaan. Kegiatan individu dalam kelompok ini secara keseluruhan dikerahkan untuk melayani semua individu. Semua jenis lebah bermasyarakat melakukan penggudangan makanan di sarang‑sarangnya untuk memberi makan anak‑anak dan seluruh anggota masyarakat lebah. Makanan itu disimpan di sel‑sel khusus tempat penyimpanan. Di dalamnya ia membangun sumur‑sumur dan tempat penyimpanan makanan. Umur dari ratu jenis lebah ini lebih panjang dari umur lebah penyendiri betina karena tugas khususnya menghasilkan telur dan para pekerja lebah melakukan perawatan terhadap ratu ini.  
c.       Lebah Kekanak‑kanakan (ath‑Thufaili)
Lebah jenis ini tidak membuat sarang sendiri dan tidak pula menyimpan makanan tetapi menempatkan telur‑telumya di sel lebah jenis penyendiri atau lebah jenis bermasyarakat. Dengan demikian bibit‑bibitnya mendapat makanan dari usaha orang lain sehingga akhirnya muncul serangga lengkap yang terdiri dari jantan dan betina.

BAB III
METODE PENULISAN

3.1       Metode Penulisan
            Pada penulisan ini penulis menggunakan metode kajian pustaka. Metode kajian pustaka merupakan metode yang menitikberatkan pada pengumpulan bahan penelitian dari berbagai kajian pustaka, baik buku-buku ataupun situs-situs internet yang memiliki literature terkait dengan permasalahan yang dikaji yaitu komunikasi pada lebah.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil dan Pembahasan
            Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Lebah memiliki keunikan tersendiri karena spesies ini memiliki sistem pembagian tugas. Pembagian tugas tersebut antara lain :
a.       Tugas utama ratu lebah adalah bertelur selama hidupya, berjenis kelamin betina, perkawinan ratu lebah ini hanya sekali seumur hidup, perkawinan dilakukan dengan cara terbang tinggi diangkasa pada cuaca cerah dan pejantan yang bisa mengejarnya akan dapat mengawini sang ratu lebah, pejantan yang berbahagia itu tidak lama akan mati karena testinya lepas dan tertanam pada ovarium ratu lebah. Lebah ratu yang aktif mampu bertelur kira-kira 2.000 butir telur sehari. Makanan ratu merupakan sari madu (royal jelly), harapan hidup lebah ratu ialah tiga tahun.
b.      Tugas lebah pekerja berjenis kelamin betina tugasnya mengumpulkan serbuk sari dan nektar. Madu merupakan produk hasil pengolahan makanan nektar yang dimuntahkan kembali dari dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang lebah untuk makanan cadangan, makanan madu ini juga untuk larva dan pupa. Ada juga lebah betina yang bertugas membersihkan sarang dan merawat telur dan anak-anak lebah. Harapan hidup lebah pekerja ialah tiga bulan atau lebih sedikit makanan utama lebah pekerja ini adalah madu. Lebah pekerja terbentuk dari telur yang terbuahi dari sperma yang tersimpan dalam ovarium yang jumlahnya mencapai jutaan sperma, jenis kelaminnya sama dengan ratu lebah bedanya lebah pekerja ini dari mulai telur menetes menjadi larva dan setererusnya makanannya madu biasa sedangkan ratu lebah mulai dari telur menetas menjadi larva sampai akhir hayat makanannya sari madu (royal jelly). Apabila kesuburan reproduksi telur sudah berkurang atau usia ratu sudah tua maka secara naluri lebah pekerja mengadakan regenerasi pembentukan koloni baru dan mencari telur-telur yang terbaik, jika sudah menetas menjadi larva diberi makan sari madu (royal jelly) atau ada yang menyebutnya susu ratu kerena warnanya putih seperti warna susu jumlahnya biasanya lebih dari satu calon ratu, sarangnya paling besar dan paling menonjol lebih panjang dari sarang lebah pekerja, terletak paling bawah sarang. Lebah pekerja bisa bertelur dan telurnya dapat menetas jika koloni lebah kehilangan ratunya maka secara alami sesuai naluri lebah betina akan bertelur dan yang lahir dari telur lebah pekerja ini semuanya berjenis kelamin jantan karena dari telur yang tak terbuahi, lebah pekerja tidak pernah dikawini oleh lebah jantan.
c.       Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu muda yang masih perawan jika akan membentuk koloni baru dan akan mati setelah kawin. Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa (bukan "royal jelly"). Jumlah lebah jantan ini jumlahnya hanya ratusan.
Dalam siklus hidupnya keunikkan lain yang dimiliki oleh lebah adalah cara komunikasinya. Cara berkomunikasi lebah ada dua cara  yaitu,
1.   Komunikasi lewat feromon. Cara komunikasi lewat foremon merupakan cara yang paling dominan yang dilakukan lebah. Feromon adalah senyawa kimia yang dihasilkan lebah ratu dari kelenjar hipofarink yang membawa informasi-informasi tentang kegiatan yang baru dilakukan anggota koloni sesuai keadaan yang sedang ataupun siap dihadapi. Feromon dihasilkan secara internal, tetapi bekerja eksternal untuk menginduksi reaksi-reaksi yang mengubah tingkah laku individu dalam spesies yang sama.
Penyebaran feromon dalam satu koloni lebah bisa berlangsung melalui kontak tubuh, makanan atau udara sekitar sarang. Perpindahan feromon dari lebah ratu ke lebah pekerja berlangsung saat lebah pekerja mengibaskan antena ke tubuh ratu. Di dalam sarang, feromon siap mengatur aktivitas lebah-lebah pekerja seperti memberi makan ke anggota koloni, membuang lebah yang mati, memberi tanda bahaya dan mengenal sesama anggota koloni. Di luar sarang, feromon sebagai daya tarik seksual untuk merangsang lebah-lebah jantan agar bisa mendekati dan mengawini ratu-ratu perawan atau sebagai kompas penuntun koloni bila sedang migrasi.
2.      Komunikasi lewat perayaan “ waggle dance” pada. “Waggle dance ” merupakan suatu gerakan lebah dengan menggetar-getarkan tubuhnya sehingga terlihat seperti suatu tarian. Saat lebah pekerja pencari makan menemukan sumber makanan atau sarang yang baru pada jarak tertentu dari sarangnya, maka lebah tersebut menyampaikan lokasi dari target yang didapatkannya kepada lebah pekerja yang lain dengan melakukan “waggle dance”. Waggle dance atau tarian tersebut dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang di tengah kerumunan dari lebah pekerja betina. Suatu element penting dalam tarian tersebut yang berisikan informasi adalah lari atau berputar ditempat, dengan gerakan menggetarkan tubuh kedepan dan kebelakang sekitar 13-15 kali per detik, pada saat yang sama lebah tersebut mengeluarkan suatu bunyi atau suara tertentu dengan menggetarkan sayapnya.
Jika lebah tersebut berada pada daerah terang dan pada permukaan yang horizontal, maka tarian disana secara langsung menunjukan target lokasinya. Namun jika target lokasinya pada daerah gelap atau didalam sarang dan permukaannya vertikal, maka gerakan tarian dari lebah tersebut akan membentuk sudut menjauhi arah vertikal sekitar 20º, sehingga arah gravitasi secara sementara menggantikan cahaya matahari sebagai petunjuk arah dari lokasi.
Pada lebah ordo Carnolian, straight run yang bertahan selama 1 detik dapat mengidikasikan target sekitar 500 km jauhnya, dan straight run yang bertahan selama 2 detik mengidikasikan target sekitar 2 km. Selama tarian tersebut lebah yang mengikutinya akan memanjangkan antenanya dan menyentuh lebah yang menari waggle secara berulang-ulang. Lalu dalam hitungan menit terdapat beberapa lebah yang meninggalkan sarangnya dan mulai terbang menuju target lokasi yang diberikan. Waggle dance pada hewan kelihatannya memilki suatu kelebihan daripada bahasa manusia, hal ini menyangkut informasi dalam bentuk arah dan jarak tertentu. Dimana bentuk kesalahan atau penyimpangan informasi pada lebah tersebut nampaknya lebih rendah dengan apa yang dapat terjadi pada manusia. Apabila ditunjukan dengan angka maka derajat kesalahan pada lebah untuk jarak adalah sekitar 3 poin dan untuk arah adalah 4 poin, sedangkan pada manusia derajat penyimpangannya untuk jarak sekitar 8 derajat dan untuk arah sekitar 16 derajat.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1       Simpulan
 Komunikasi memiliki peranan yang begitu penting bagi kehidupan karena melalui komunikasi semua pihak pada melangsungkan kehidupan. Komunikasi tidak hanya dilakukan oleh manusia, hewan juga dapat melakukan komunikasi dengan caranya sendiri. Komunikasi pada hewan ini bersifat unik dan umumnya hanya dimengerti oleh spesiesnya.
 Salah satu hewan yang memiliki sistem komunikasi yang khas adalah lebah. Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Cara berkomunikasi lebah ada dua cara  yaitu,
1.      Komunikasi lewat feromon. Cara komunikasi lewat foremon merupakan cara yang paling dominan yang dilakukan lebah. Feromon adalah senyawa kimia yang dihasilkan lebah ratu dari kelenjar hipofarink yang membawa informasi-informasi tentang kegiatan yang baru dilakukan anggota koloni sesuai keadaan yang sedang ataupun siap dihadapi.
2.      Komunikasi lewat perayaan “ waggle dance” pada. “Waggle dance ” merupakan suatu gerakan lebah dengan menggetar-getarkan tubuhnya sehingga terlihat seperti suatu tarian. Saat lebah pekerja pencari makan menemukan sumber makanan atau sarang yang baru pada jarak tertentu dari sarangnya, maka lebah tersebut menyampaikan lokasi dari target yang didapatkannya kepada lebah pekerja yang lain dengan melakukan “waggle dance”.
5. 2      Saran
            Adapun saran yang dapat diberikan adalah kepada pihak-pihak terkait diharapkan untuk memberikan informasi tentang hewan khususnya tentang cara berkomunikasi pada hewan sehingga masyarakat yang awam dapat mengetahui hal ini dan kedepannya dengan pengetahuan ini masyarakat dapat menjadikan hal ini sebagai acuan dalam beternak hewan khususnya lebah.

DAFTAR PUSTAKA
Agus. 2010. Komunikasi pada Hewan. Tersedia pada http://biologi-sains.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28 November 2011
Dephut. 2011.  Perlebahan di Indonesia. Tersedia pada http://www.dephut.go.id. Diakses tanggal 28 November 2011
Muslim, Dokter. 2009. Jenis-Jenis Lebah. Tersedia pada http:// doktermuslim.wordpress.com. Diakses pada tanggal 27 November 2011
Geographic, National. 2010. Lebah Membutuhkan Istirahat untuk Bekerja. Tersedia pada http://nationalgeographic.co.id. Diakses tanggal 27 November 2011
Uleander, Beny. 2007. Komunikasi Lebah. Tersedia pada http://maduterapi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 November 2011
Wikipedia. 2011. Lebah. Tersedia pada http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 28 November 2011





8 komentar:

  1. Terimakasih, artikelntya sangat bagus sekali. Senang sekali berkunjung ke website anda. semoga dapat bermanfaat buat kita semua. Amin . . . . :D :D

    BalasHapus
  2. "Kasih sayang sebagai seorang ayah mampu menahan beban hidup untuk kebahagiaan anaknya." Sekalian Blogwalking ya, gan? semoga hari ini penuh berkah.. Amiinn

    BalasHapus
  3. Postingan ini sangat bermanfaat, memberikan informasi mengenai hal yang belum diketahui. Semoga postingan ini bisa memberikan motivasi untuk selalu ingin tahu.

    BalasHapus
  4. Selamat sore, salam kenal nih kak.. mampir ya, blognya bagus banget nih templatenya, isinya juga keren-keren, penuh info penting dan bermutu, keep posting ya kaka ^^

    BalasHapus
  5. Terimakasih atas semua artikel bermanfaat yang sudah anda publikasikan melalui blog yang menarik ini, saya tunggu postingan selanjutnya, have a nice day, kawan :)

    BalasHapus
  6. terimakasih banyak ya? sudah berbagi cerita & berita yang sangat menarik. akhir-akhir ini sudah jarang mendapati blog berisi artikel manfaat seperti ini, keren!!

    BalasHapus
  7. terima kasih atas informasinya. Semua beritanya terlihat menarik untuk di simak, mohon kunjungi juga website kami, kami tunggu. Terimakasih.

    BalasHapus
  8. besok sudah datang Idul Adha yang kita tunggu ya gan?? Semoga anda yang beragama islam menjalankan Puasa Arafah hari ini, keep posting, thanks. Salam.

    BalasHapus