RINGKASAN
Bahasa daerah merupakan pelajaran wajib
yang diberikan sekolah yang berada di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga keberadaan bahasa daerah itu sendiri. Aksara Bali merupakan bagian dari pembelajaran bahasa daerah
yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Tersadari atau tidak mempelajari
aksara membuat sebagian siswa mengeluh karena dianggap sulit dan tidak menarik.
Dengan pertimbangan tersebut maka kami memberikan terobosan baru dalam
memberikan materi pembelajaran aksara yang menarik,dan tidah monoton,yaitu “ACER
Pelestari Budaya Bali”. “ACER
Pelestari Budaya Bali” adalah buku aksara yang dirancang dengan
teknik warna dan gambar tetapi berbasis pendidikan. Sehingga pada nantinya buku
ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap aksara Bali yang merupakan
kebudayaan Bali serta menanamkan rasa cinta budaya kepada siswa SD dalam upaya
menjaga keberadaan aksara Bali melalui “ACER Pelestari Budaya Bali”.
Konsep
buku ini adalah buku yang variatif dengan desain warna dan gambar menarik
tetapi tetap mengacu pada pendidikan karena isi daripada buku ini tetap
berpatokan pada silabus materi yang ada.
Dengan adanya buku ini siswa akan menjadi cinta pada
kebudayaannya sendiri tanpa harus merasa terpaksa karena sebuah nilai. Dengan
demikian budaya bangsa khususnya kebudayaan Bali akan tetap terjaga ditangan
generasi penerus Bangsa.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bali
sebagai provinsi yang juga terlibat dalam kebijakan Otonomi Daerah, mestinya
sudah bisa menangkap sinyal-sinyal tentang apa yang seharusnya dikembangkan
untuk menjaga kelangsungan dan mempertahankan identitas Bali yang telah dikenal
oleh masyarakat dunia. Salah
satu aspek penting pembangunan daerah Bali adalah masalah bahasa Bali . Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga keberadaan bahasa daerah itu sendiri. Bahasa Bali
sebenarnya sudah diberikan mulai
diberikan dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Dan saat pembelajaran bahasa
Bali tentu tidak akan terlepas dari aksara Bali. Aksara Bali merupakan bagian dari pembelajaran bahasa
daerah yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Tersadari atau tidak
mempelajari aksara membuat sebagian siswa mengeluh karena dianggap sulit dan
tidak menarik. tetapi aksara merupakan pelajaran yang wajib kita pahami karena
aksara merupakan kebudayaan yang dititipkan oleh nenek moyang untuk kita lestarikan.
Dilihat dari kenyataan selama ini, pelajaran
tentang aksara sangat sedikit diminati. Hal ini wajar jika dilihat dari
penunjang sarana pembelajaran aksara yang sangat monoton dan jauh dari kata
menarik.,misalnya gambar dan tulisan yang berwarna hitam putih. Buku aksara
seperti ini tentu saja tidak menarik keinginan siswa untuk belajar
aksara,apalagi untuk anak-anak yang mayoritas sangat menyukai gambar dan warna
– warna cerah. Hal ini menjadi salah satu penyebab sebagian
siswa cenderung merasa tidak tertarik dengan pembelajaran tentang aksara Bali
dikarenakan sarananya kurang menarik minat siswa.
Bertitik tolak dari pendapat bahwa aksara
dan bahasa Bali merupakan alat untuk melestarikan pustaka suci yang mengandung
antara lain : filsafat kerohanian, serta tentang hal susastra dan politik yang
merupakan pegangan hidup masyarakat yang beragama Hindu (Bagus, 1994:6), maka kami memberikan terobosan baru
dalam memberikan materi pembelajaran aksara yang menarik,dan tidah
monoton,yaitu “ACER Pelestari Budaya Bali”. “ACER Pelestari Budaya Bali” adalah buku aksara yang dirancang dengan teknik
warna dan gambar tetapi berbasis pendidikan. Dengan adanya buku ini diharapkan
minat siswa semakin meningkat untuk
mempertahankan kebudayaan bangsa,utamanya budaya Bali.
Perumusan Masalah
1. Pembelajaran tentang aksara Bali selama
ini terasa kurang menarik,dan menjenuhkan.
2. Berdasarkan permasalahan tersebut,maka
program gagasan tertulis ini ingin mengenalkan suatu produk “ ACER Pelestari
Budaya Bali “
3. Diharapkan “ ACER Pelestari Budaya Bali “ ini
dapat meningkatkan minat siswa sekolah dasar dalam mempelajari aksara Bali dei
terjaganya kelestarian aksara Bali sebagai salah satu kebudayaan Bali
Tujuan Penulisan
1. Memperkenalkan satu solusi penunjang
sarana pembelajaran aksara yang menarik,dan berbasis pendidikan.
2. Meningkatkan minat siswa terhadap aksara
Bali yang merupakan kebudayaan Bali.
3. Menanamkan rasa cinta budaya kepada siswa
SD dalam upaya menjaga keberadaan aksara Bali melalui “ACER Pelestari Budaya
Bali”.
Manfaat Penulisan
1. Menghasilkan “ ACER Pelestari Budaya Bali”
sebagai media pembelajaran aksara yang
menarik, dan berbasis pendidikan.
2. Meningkatkan minat siswa untuk belajar
tentang aksara Bali demi menjaga keberlangsungan aksara Bali sebagai ciri khas
Bali.
Telaah Pustaka
Bahasa
Bali
Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia
dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini
terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa.
Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya ada yang
disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk
bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat, meminang wanita,
atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya
dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya,
sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya
kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali
terutama dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa
Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah
dialek Jawa khas Banyuwangi, juga menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan
sebagai contoh kata osing yang
berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing.
Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.
Aksara Bali
Aksara Bali adalah aksara tradisional masyarakat Bali dan berkembang di Bali.
Aksara Bali merupakan suatu abugida yang berpangkal pada
huruf Pallawa. Aksara ini mirip dengan aksara Jawa. Perbedaannya terletak pada lekukan
bentuk huruf.
Aksara Bali berjumlah 47 karakter, 14 di antaranya
merupakan huruf vokal (aksara suara).
Huruf konsonan (aksara wianjana)
berjumlah 33 karakter. Aksara wianjana
Bali yang biasa digunakan berjumlah 18 karakter. Juga terdapat aksara wianjana Kawi yang digunakan pada kata-kata tertentu,
terutama kata-kata yang dipengaruhi bahasa Kawi dan Sanskerta.
Meski ada aksara
wianjana Kawi yang berisi intonasi nada tertentu, pengucapannya sering
disetarakan dengan aksara wianjana
Bali. Misalnya, aksara dirgha
(pengucapan panjang) yang seharusnya dibaca panjang, seringkali dibaca seperti aksara hresua (pengucapan pendek).
Dalam aturan menulis aksara Bali, ada 5 warga aksara yang utama, yaitu:
- Kanthya.
Warga kanthya adalah
kelompok fonem yang berasal dari langit-langit dekat
kerongkongan. Beberapa di antaranya termasuk konsonan celah suara. Yang
termasuk warga kanthya
adalah konsonan
langit-langit belakang/guttural dan celah suara (glotal). Huruf
konsonan yang termasuk warga kanthya terdiri dari: Ka (k), Ga (g), Ga gora (gh), Nga (ng).
Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga kanthya adalah A.
- Talawya.
Warga talawya adalah
kelompok fonem yang berasal dari langit-langit mulut. Yang termasuk warga
talawya adalah konsonan
langit-langit/palatal. Huruf konsonan yang termasuk warga talawya terdiri dari: Ca murca (c), Ca laca (ch), Ja (j), Ja jera (jh), Nya (ny), Sa saga (sy). Sedangkan huruf vokal yang
termasuk warga talawya
adalah I.
- Murdhanya.
Warga murdhanya adalah
kelompok fonem yang berasal dari tarikan lidah ke belakang menyentuh
langit-langit. Beberapa di antaranya termasuk konsonan
rongga-gigi. Yang termasuk warga murdhanya adalah konsonan
tarik-belakang/retrofleks dan rongga-gigi/alveolar.
Huruf konsonan yang termasuk warga
murdhanya terdiri dari: Ta latik (ṭ), Da madu (ḍ), Na rambat (ṇ), Sa sapa (ṣ), Ra (r).
Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga
murdhanya adalah Ra repa (Ṛ).
- Dantya. Warga dantya adalah kelompok fonem yang berasal dari
sentuhan lidah dengan gigi. Beberapa di antaranya termasuk konsonan
rongga-gigi. Yang termasuk warga dantya adalah konsonan gigi/dental dan rongga-gigi/alveolar.
Huruf konsonan yang termasuk warga
dantya terdiri dari: Ta (t), Ta tawa (th), Da lindung (d), Da madu (dh), Na kojong (n), Sa danti (s), La (l).
Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga
dantya adalah La lenga (Ḷ).
- Osthya.
Warga osthya adalah kelompok fonem yang berasal dari pertemuan bibir atas
dan bawah. Yang termasuk warga oshtya adalah konsonan dwibibir/labial.
Huruf konsonan yang termasuk warga
talawya terdiri dari: Pa (p), Pa kapal (ph), Ba (b), Ba kembang (bh), Ma (m), Wa (w).
Sedangkan huruf vokal yang termasuk warga
talawya adalah U.
METODE PENULISAN
Metode
yang diterapkan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode kajian pustaka
Metode kajian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari
literatur, media cetak maupun media internet yang relevan yang dapat memberikan
informasi dalam pembuatan tulisan ini. Metoda kajian pustaka ini dilakukan
untuk mengetahui aksara Bali dan
bagian – bagiannya, serta mengetahui sejauh mana pembelajaran aksara Bali selama
ini di Bali.
Langkah-Langkah dalam Penulisan
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Pengumpulan
informasi dan data
3. Analisa Permasalahan
4. Penyusunan tulisan
5. Bimbingan
ANALISIS DAN
SINTESIS
Analisis
Pembelajaran bahasa Bali yang
diberikan selama ini diberikan terasa menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.
Hal ini dikarenakan siswa merasa tidak mampu mempelajari salah satu materi
dalam pembelajaran Bahasa Bali yaitu pembelajaran tentang Aksara Bali. Aksara
Bali merupakan bagian materi yang mempelajari tentang tulisan peninggalan nenek
moyang. Ketakutan siswa cukup beralasan karena pada dasarnya mempelajari tulisan dalam bentuk aksara
tidaklah mudah. Selain itu alasan tidak menariknya sarana pembelajaran menjadi
alasan bagi siswa untuk tidak mempelajari aksara Bali. Padahal jika ditelusuri
lebih jauh mempelajari aksara Bali bukan hanya sebuah keharusan atau kewajiban
demi mendapatkan sebuah nilai tetapi lebih daripada itu mempelajari aksara Bali
merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian budaya warisan nenek
moyang.
Faktor
utama yang menjadikan siswa enggan belajar tentang aksara Bali adalah sarana
pembelajaran berupa buku yang hitam putih dengan sedikit potongan gambar hitam
putihpula. Padahal siswa sebagian besar sangat menyukai variasi warna dan
gambar. Selain menarik untuk dilihat,warna dan gambar juga mampu menjadi
penarik minat siswa dalam mempelajari sesuatu. Denga memahami faktor penyebab
tersebut maka tidak ada salahnya dilakukan perombaksan saran pembelajaran
aksara Bali demi terciptanya generasi-generasi penerus yang mencintai
kebudayaannya.
Sintesis
Bertitik tolak dari permasalahan
tersebut maka solusi yang dapat dikembangkan adalah dengan menciptakan sebuah
buku aksara Bali yang lebih menarik dan variatif. Penggunaan tekhnik warna dan
gambar dapat menarik minat siswa dalam mempelajari aksara Bali yang selama ini
dikenal membosankan. Buku tersebut pada nantinya akan dikemas dengan judul “ ACER”.
Konsep
buku ini adalah buku yang variatif dengan desain warna dan gambar menarik
tetapi tetap mengacu pada pendidikan karena isi daripada buku ini tetap
berpatokan pada silabus materi yang ada.
Dengan
adanya buku ini siswa akan menjadi cinta pada kebudayaannya sendiri tanpa harus
merasa terpaksa karena sebuah nilai. Dengan demikian budaya bangsa khususnya
kebudayaan Bali akan tetap terjaga ditangan generasi penerus Bangsa.
SIMPULAN DAN
SARAN
Simpulan
Adapun
simpulan dari tulisan ini adalah sebagai berikut :
- Pembelajaran Bahasa Bali dengan menggunakan “ACER”
dapat memacu siswa untuk lebih meningkatkan minta belajarnya terhadap
aksara Bali.
- Pembelajaran Bahasa Bali dengan menggunakan “ACER”
dapat menjadi sebagai salah satu jalan menjaga kelestarian kebudayaan Bali
yang semakin memudar khususnya kebudayaan dari segi aksara.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan
dari penulisan ini adalah :
- Diharapkan pemerintah untuk menyediakan sarana
yang lebih memadai dalam menunjang pembelajaran aksara Bali demi keberlangsungan
aksara tersebut.
- Diharapkan
kepada pendidik untuk lebih berperan aktif dalam membantu
siswa mempelajari tentang aksara Bali.
- Diharapkan
agar orang tua untuk ikut berperan aktif bersama
pendidik untuk bersama-sama membimbing siswa.
Rekomendasi
Pihak lembaga sekolah baik
dari yayasan ataupun pihak pendidik diharapkan untuk merealisasikan dan
mengembangkan “ ACER” sebagai media pembelajaran siswa khususnya aksara Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Agastia, Ida Bagus,1985.
"Jenis-Jervis Naskah Bali". Dalam Keadaan dan Perkembangan Bahasa,
Sastra, Etika, Tatakrama dan Seal Pertunjukan Jawa, Bali
dan Sunda. Editor Soedarsono. Yogyakarta :
Proyek Pen- elitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).
Ditjenbud.
Cooper, Robert L.1989. Language Planing and Social Change. Cambridge University Press. Duija, I Nengah.2006. Agama Hindu sebagai Bentuk Pemertahanan Aksara, Bahasa, dan Sastra
Bali. Makalah Kongres Bahasa Bali. Denpasar: Pemda Bali dan Fakultas Sastra
Unud.
Granoka, Ida Wayan Oka. 1998. Memori Bajra Sandhi, Perburuan Ke Prana Jiwa. Perburuan Seorang Ida Wayan Granoka. Denpasar: Sanggar Bajra Sandhi Bekerja sama dengan PT Seraya Bali Style.
Kuper, Adam dan Jessica Kuper,2000. Ensiklopedi Ihnu-Ilmu Sosial. Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kutha Ratna, I Nyoman.2005. "Peran Aksara Dalam Perubahan Budaya Global: Menyimak Nilainilai Kelisanan dan Keberaksaraan". Dalam Keberaksaraan dalam Kebudayaan. Editor Made Suastika dan I Nyoman Kutha Ratna. Denpasar: Program Studi Magister dan Program Doktor Kajian Budaya Unud. Hal. 129.
Latif, Yudi, Idi Subandy Ibrahim (ed). 1996. Bahasa dan Kekuasaan, Politik Wacana di Panggung Orde Baru. Bandung: Mizan
Mu,adz, Husni M. 2000. " Bahasa Daerah sebagai Bahasa Pengantar dan sebagai Mata Pelajaran dalam Sistem Pendidikan". Dalam Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Pernantapan Peran Bahasa Sebagai Sarana Pembangunan Bangsa Penyunting Hasan Alwi dkk. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyadi, Sri Wulan Rujiati. 1994. Kodiko/ogi iVfelayu di Indonesia. Jakarta: Fakultas Sastra Ul. Pigeaud, Th,1967. Lieterture of Java. Volume 1. Leiden: The Haque
Warjana, I Nyoman.1997. Dharmagita. Jakarta: Dirjen Bimas Hindu dan Budha Departemen Agama RI.
Cooper, Robert L.1989. Language Planing and Social Change. Cambridge University Press. Duija, I Nengah.2006. Agama Hindu sebagai Bentuk Pemertahanan Aksara, Bahasa, dan Sastra
Bali. Makalah Kongres Bahasa Bali. Denpasar: Pemda Bali dan Fakultas Sastra
Unud.
Granoka, Ida Wayan Oka. 1998. Memori Bajra Sandhi, Perburuan Ke Prana Jiwa. Perburuan Seorang Ida Wayan Granoka. Denpasar: Sanggar Bajra Sandhi Bekerja sama dengan PT Seraya Bali Style.
Kuper, Adam dan Jessica Kuper,2000. Ensiklopedi Ihnu-Ilmu Sosial. Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kutha Ratna, I Nyoman.2005. "Peran Aksara Dalam Perubahan Budaya Global: Menyimak Nilainilai Kelisanan dan Keberaksaraan". Dalam Keberaksaraan dalam Kebudayaan. Editor Made Suastika dan I Nyoman Kutha Ratna. Denpasar: Program Studi Magister dan Program Doktor Kajian Budaya Unud. Hal. 129.
Latif, Yudi, Idi Subandy Ibrahim (ed). 1996. Bahasa dan Kekuasaan, Politik Wacana di Panggung Orde Baru. Bandung: Mizan
Mu,adz, Husni M. 2000. " Bahasa Daerah sebagai Bahasa Pengantar dan sebagai Mata Pelajaran dalam Sistem Pendidikan". Dalam Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Pernantapan Peran Bahasa Sebagai Sarana Pembangunan Bangsa Penyunting Hasan Alwi dkk. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyadi, Sri Wulan Rujiati. 1994. Kodiko/ogi iVfelayu di Indonesia. Jakarta: Fakultas Sastra Ul. Pigeaud, Th,1967. Lieterture of Java. Volume 1. Leiden: The Haque
Warjana, I Nyoman.1997. Dharmagita. Jakarta: Dirjen Bimas Hindu dan Budha Departemen Agama RI.
terimakasih banyak ya? sudah berbagi cerita & berita yang sangat menarik. akhir-akhir ini sudah jarang mendapati blog berisi artikel manfaat seperti ini, keren!!
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat sekali, makasih ne ya!! beritanya bagus banget dan sangat menarik di baca siang ini. Ijin share juga ya, terimakasih sekali lagi
BalasHapus